Apa Itu Software Defined Storage?
Software Defined Storage (SDS) adalah pendekatan baru dalam manajemen data yang memisahkan fungsi perangkat lunak dari perangkat keras penyimpanan. SDS memungkinkan organisasi untuk memanfaatkan infrastruktur penyimpanan yang lebih fleksibel, terotomatisasi, dan hemat biaya, terutama dalam lingkungan hybrid dan multi-cloud.
Karakteristik Utama:
- Fleksibilitas Penuh:
SDS memisahkan perangkat lunak dari perangkat keras, memungkinkan penyimpanan berjalan di berbagai jenis hardware standar (x86), tanpa ketergantungan pada vendor tertentu.
- Skalabilitas Horizontal:
Dengan menambahkan node baru ke dalam cluster, kapasitas dan kinerja dapat ditingkatkan tanpa perlu downtime, ideal untuk pertumbuhan data yang cepat.
- Efisiensi Operasional:
SDS menyediakan dasbor manajemen terpusat dan REST API yang memungkinkan otomatisasi penuh, pengaturan kebijakan penyimpanan, dan integrasi dengan alat DevOps.
- Dukungan Multi-tenant:
Memberikan isolasi sumber daya antar pengguna atau divisi di dalam organisasi, sangat cocok untuk penyedia layanan cloud atau institusi besar.
- Integrasi Modern:
Mendukung berbagai integrasi penting termasuk Kubernetes untuk container storage, OpenStack untuk cloud stack, serta dukungan CSI dan Ansible.
- Hemat Biaya:
Mengurangi TCO (Total Cost of Ownership) dengan mengeliminasi perangkat penyimpanan proprietary dan memaksimalkan efisiensi infrastruktur.
Kapan Menggunakan SDS?
Software Defined Storage menjadi pilihan tepat dalam situasi berikut:
- Infrastruktur cloud privat atau publik yang membutuhkan skalabilitas dinamis.
- Organisasi yang ingin menggabungkan berbagai sumber penyimpanan menjadi satu platform terpusat.
- Perusahaan dengan beban kerja berbasis microservices, container, atau DevOps pipeline.
- Data center modern yang memerlukan efisiensi manajemen dan fleksibilitas tinggi dalam kapasitas dan performa.
- Instansi pemerintah atau perusahaan dengan regulasi tinggi yang butuh kontrol penuh terhadap data.